;">Sudah dua dekade lebih Liverpool tak merasakan
manisnya gelar juara Liga Inggris. Tak perlu mencari kambing hitam atas
kegagalan itu, karena memang The Reds dinilai belum mampu meraih kejayaannya lagi.
Adalah Jamie Carragher yang mengatakan hal demikian dalam konferensi
jelang laga terakhirnya sebagai pemain profesional. Selama 19 tahun
berseragam merah-merah, cuma titel Premier League yang belum dirasakan oleh bek 35 tahun itu.
Liverpool sendiri terakhir menjadi juara adalah tahun 1989/1990 saat
Liga Inggris masih menggunakan format lama dan si Wanita Tangan Besi,
Margareth Thatcher, masih menjabat perdana menteri Inggris.
Sejak memasuki era Premier League, Liverpool lebih banyak
berada di bawah bayang-bayang Manchester United, Arsenal, Chelsea atau
bahkan kini Manchester City. Blackburn Rovers saja yang kini
terdegradasi pernah memenanginya tahun 1994/1995.
Banyak alasan yang kadang dijadikan kambing hitam seperti klub-klub
rival macam MU yang kerap dianakemaskan oleh FA, klub rival punya
kekuatan finansial lebih besar dan sebagainya.
Tapi Carragher menilai jatuhnya Liverpool saat ini diakibatkan karena
kesalahan klub sendiri yang tak cukup mumpuni untuk bersaing
memperebutkan titel juara, seperti laiknya MU yang tak pernah keluar
dari dua besar saat ditangani Sir Alex Ferguson.
"Sangat mudah - kami semua memang tidak cukup bagus (untuk memenangi
liga). Tidak harus mencari alasan lain atau pembelaan, tim lain dalam
beberapa musim memang lebih baik dari kami," ujar Carragher di situs
resmi tim.
"Beberapa kali kami hampir memenanginya tapi selalu saja Manchester
United atau Arsenal yang jadi juara. Itu bukanlah sesuatu yang akan
terus saya sesali, saya sangat beruntung untuk mendapatkan apa yang
telah saya raih selama ini," lanjutnya.
"Jika Anda melihat yang lain, akan selalu ada rasa tidak puas. Selalu
ingin meraih lebih dari apa yang sudah Anda lakukan. Sejauh ini saya
puas dengan pencapaian saya," demikian dia.,
www.detik.com
MANOKWARI CITY
Rabu, 15 Mei 2013
Barca Jadi Juara Tanpa Menangi El Clasico
Berita dipecatnya Roberto Mancini sampai juga tentunya ke telinga Mario Balotelli. Diakui eks pemain Manchester City itu, ia tak terkejut mantan manajernya itu mendapat surat pemecatan dari klub.
Mancini dipecat beberapa hari selang kekalahan City di final Piala FA dari Wigan Athletic - tim yang tengah berjuang dari degradasi dan akhirnya turun kasta semalam usai kalah dari Arsenal --. Usai musim lalu mendapat titel Premier League, Mancini musim ini dianggap owner klub gagal total.
Rumor bakal lengsernya Mancini sebenarnya sudah beredar lama sejak penampilan City menurun musim ini dan tertinggal jauh dari Manchester United dalam perebutan titel juara.
Disebut Mancini gagal menciptakan suasana harmonis di ruang ganti yang menyebabkan hubungannya tak akur dengan beberapa pemain, karena ia pun kerap mengkritik secara terbuka Joe Hart dkk.
Salah satu ketidakmampuan Mancini dalam soal relasi dengan pemain adalah gagalnya dia mencegah Balotelli pindah. Di paruh pertama musim Balotelli lebih banyak berulah dibanding membuat gol dan sempat nyaris baku hantam dengan Mancini di sesi latihan.
Mendengar eks manajernya itu dipecat, Balotelli tersirat seperti menyesalinya namun sekaligus mengakui bahwa pemecatan Mancini bukanlah sesuatu yang mengejutkan bagi dirinya.
"Aku benar-benar tidak terkejut, tapi aku tahu dia adalah manajer yang hebat dan kami pernah membentuk salah satu tim terbaik di mana aku bermain di dalamnya," tutur Balotelli di CNN.
"Aku tidak tahu mengapa mereka tidak memenangi apapun, tapi jelas di sana sedang ada masalah. Aku tidak begitu tahu kenapa, karena aku saat ini berada di sini (AC Milan)," demikian penyerang 22 tahun itu.
Langganan:
Postingan (Atom)